Jumat, 29 Juli 2016

SKRIPSI S1 EKONOMI (Part 1 : MAHYUDIN BINOL/UNIVERSITAS DUMOGA KOTAMOBAGU)



BAB I
PENDAHULUAN



1.1.      Latar Belakang

Kata Percetakan berasal dari kata “Cetak”  atau  Cap,  terutama yang dipakai untuk membuat buku dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia),  secara garis besar Percetakan   adalah  keterampilan atau seni  menghasilkan salinan dari sebuah gambar dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya, milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku, kalender, buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Ini karena hasil percetakan dapat dengan cepat mengomunikasikan pemikiran dan informasi ke jutaan orang. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.
Perkembangan ilmu dan teknologi semakin cepat kemajuannya, sehingga pada saat  ini  industri   percetakan   sudah  semakin   komplit   dan  modern.   Perusahaan percetakan di Indonesia berkembang dengan pesat, baik dalam skala besar, menengah maupun skala kecil. Perkembangan ini juga terjadi di Kota Kotamobagu, di mana terdapat berbagai perusahaan percetakan dalam jumlah yang cukup banyak. Perkembangan jumlah perusahaan percetakan tersebut mengakibatkan semakin tingginya persaingan usaha di bidang tersebut.
Percetakan “CV. Jita”  merupakan salah satu perusahaan percetakan yang telah beroperasi di Kota Kotamobagu tepatnya di Kelurahan Mogolaing sejak  tahun 2011. Perusahaan ini terletak di jalan Amal kompleks perempatan lampu merah.
Banyak usaha sejenis ini  juga beroperasi di sekitar perusahaan ini, yaitu beberapa percetakan  yang sejenis, rental internet, minimarket, dan toko-toko lainnya. CV.  Jita  hanya  melakukan  kegiatan  produksi  seperti  sablon, penjilidan   sederhana   dan   ketik   manual   pada   awalnya,   tetapi   seiring   dengan berjalannya   waktu,   maka   permintaan   pelanggan   semakin   komplit   sehingga perusahaan ini pun meningkatkan layanannya dan berupaya mengikuti tren teknologi percetakan dengan cetak offset, laminating, alat untuk menjilid ring, jilid lux, komputer, print warna dan mesin scanner serta kelengkapan percetakan lainnya.
Adapun  kendala  yang dihadapi  oleh  CV.  Jita  berkenaan  dengan lokasi adalah perusahaan ini tidak memiliki tempat parkir karena letaknya  di pinggir  jalan  yang ramai  dilalui  oleh  kendaraan.  Sehingga  konsumen kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya ketika hendak mengunjungi perusahaan ini.
Kendala lain yang dihadapi oleh CV. Jita  dalam hal produk adalah sulitnya perusahaan untuk melakukan inovasi dan pengembangan produk. Teknologi yang sangat cepat berkembang mengakibatkan perusahaan sangat sulit mengikuti tren terbaru dalam percetakan untuk pembaruan mesin-mesin  yang dapat menghasilkan produk-produk yang lebih inovatif. Kendala ini disebabkan karena sangat tingginya harga mesin-mesin modern untuk kelengkapan percetakan serta sulitnya menemukan operator handal yang memiliki komitmen dan loyal untuk menjalankan mesin-mesin modern tersebut.
CV. Jita Mogolaing sebagai salah satu dari banyak percetakan di Kota Kotamobagu yang harus menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan percetakan lainnya. Dengan semakin meningkatnya  persaingan,  maka semakin penting peranan lokasi, produk  dan  pelayanan  pada pelanggan  dalam  memasarkan  barang  atau  jasa  yang diperdagangkan.   Lokasi   yang   strategis   akan   menarik   minat   konsumen   untuk melakukan pembelian. Sedangkan menjaga kualitas produk dan pelayanan pada pelanggan merupakan bagian dari pemasaran sebagai alat untuk membangun loyalitas konsumen dan turut menentukan suksesnya suatu perusahaan agar dapat bertahan, bersaing serta menguasai pasar.
1.2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.      Apakah Kualitas Produk berpengaruh terhadap Volume Penjualan ?
2.      Apakah Lokasi berpengaruh terhadap Volume Penjualan ?
3.      Apakah  promosi berpengaruh terhadap penjualan?

1.3.      Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengaruh Kualiatas Produk terhadapa Volume Penjualan.
2.      Untuk   mengetahui   pengaruh   lokasi terhadap volume    penjualan.
3.      Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap volume penjualan.

1.4.      Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.      Sebagai  bahan  masukan  dan  evaluasi  bagi  pihak  manajemen  CV.  Jita Mogolaing,  untuk mengetahui  pengaruh  lokasi,  produk,  Pelayanan dan  Promosi pada pelanggan dalam meningkatkan volume penjualan  pada percetakan CV. Jita,   yang   pada   akhirnya   berguna   bagi   tujuan   jangka   panjang perusahaan.
2.      Sebagai suatu kesempatan bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan  di  bidang  ilmu  manajemen  pemasaran,  khususnya  dalam  bidang bisnis percetakan.
3.      Sebagai referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.












BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.            Landasan Teori
2.1.1.   Pengertian Manajemen
Perusahaan   merupakan   suatu  sistem  perserikatan   formal  dari  dua  orang atau  lebih  yang  bekerja  sarna  untuk  mencapai   suatu  tujuan  tertentu. Agar  tujuan   tersebut   terc ap ai,  maka  diperlukan   suatu  alat  yang dapat mengkoordinasikan    perilaku  dan tujuan  tersebut.   Alat  untuk  mengatumya   adalah manajemen, (Hasibuan, 2002:5).
Manajemen   adalah  proses  kegiatan  yang  terdiri  dari  fungsi-fungsi manajemen    untuk    mencapai     tujuan-tujuan     tertentu    yang    telah    ditetapkan sebelumnya    melalui   organisasi.    Manajemen    merupakan    alat   untuk   mencapai tujuan   yang  diinginkan   manajemen   yang  baik   akan  memudahkan   terwujudnya tujuan  perusahaan,  pegawai  dan masyarakat.
Manajemen  merupakan  ilmu  tentang  upaya  manusia  untuk memanfaatkan  semua sumber daya  yang  dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan  eflsien. (Sudanno,1997:9)
Manajemen   adalah  ilmu   dan   seni  mengatur   proses  pemanfaatan sumber daya  manusia dan  sumber-sumber  lainnya secara efektif dan efisien untuk   mencapai tujuan  tertentu, (Hasibuan, 2002:1).
Manajemen adalah sebuah proses yang  terdiri atas  fungsi-fungsi perencanaan,    pengorganisasian,    pemimpinan    dan     pengendalian kegiatan   Sumber  Daya   Manusia  dan   sumber  daya   lainnya  untuk mencapai tujuan yang  telah  ditetapkan secara eflsien, (Panggabean, 2003:13).

2.1.2.   Pengertian Kualitas Produk
Kualitas adalah keseluruhan ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan  yang  dinyatakan   atau  yang  tersirat  (Kotler  dalam  Arief, 2007:117).
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan  ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,   dipakai   atau   dikonsumsi   sehingga   dapat   memuaskan   keinginan   atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2004).
Produk dibagi menjadi dua bagian yaitu : produk konsumen  dan produk industri. Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi  pribadi.  Biasanya  pemasar mengklasifikasikannya menurut cara beli konsumen. Produk konsumen meliputi : produk sehari-hari (convenience product), produk shopping (shopping products), produk spesial (specialty product)  dan produk  yang tidak  dicari  (unsought  product),  (Kotler  dan Armstrong, 2001:349).
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan  operasi dan perbaikan,  serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Armstrong, 2001:354).
Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja   tetapi   juga   kemasan,   garansi,   pelayanan   purna   jual,   merek,   nama   baik perusahaan, dan nilai kepuasan (Lamb et al., 2001).


2.1.3.      Pengertian Lokasi
Lokasi adalah tempat di mana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan (Swastha : 2002).
 Lokasi yaitu lokasi berkenaan dengan keputusan perusahaan  mengenai  di mana operasi dan stafnya  akan ditempatkan (Payne : 2001).  
Menurut bahwa Faktor lokasi/distribusi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari: Jenis saluran, perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan dan mengelola saluran (Zeithaml dan Bitner dalam Yazid :2005).
Selain lokasi dan produk, layanan pada pelanggan  (customer  service) juga merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan untuk menunjang kesuksesan suatu  perusahaan.  Payne  (2001)  menyatakan  Layanan pada  pelanggan  seringkali dilihat  sebagai  bagian  dari  unsur  bauran  pemasaran  tempat  (place)  dan  dikaitkan dengan komponen distribusi dan logistik dari unsur tersebut  (Payne  : 2001)  .
2.1.4.   Pengertian Promosi
Promosi mengambil peranan penting dalam meningkatkan vulome penjualan  karena  penjualan  berhubungan  dengan  kelangsungan  perusahaan yang bersangkutan.  Perusahaan  dalam mencapai  tujuan tersebut harus lebih mementingkan  kebutuhan  dan  keinginan  konsumen  yang berarti perusahaan membuat  apa  yang  dapat  dijual,  bukan  menjual  apa  yang  dibuat.  Apa  lagi dalam kegiatan promosi dan penjualan mengalami berbagai hambatan, berarti perusahaan mengalami kesulitan pemasaran yang dihasilkan sehingga akan menurunkan volume penjualan.
Promosi merupakan salah satu cakupan bauran pemasaran yang penting dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan juga sebagai suatu cara memberikan informasi kepada masyarakat tentang barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar konsumen bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan (Tjiptono, 2002).
Bentuk-Bentuk promosi (Kotler dan Amstrong :2004) adalah sebagai berikut:
a.    Pemasangan iklan adalah setiap bentuk presentasi dan promosi yang memerlukan biaya tentang gagasan , barang atau jasa oleh sponsor yang jelas.
b.    Penjualan Personal adalah Presentasi personal oleh tenaga penjual sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan trensaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
c.    Promosi Penjualan adalah insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan produk atau jasa.
d.   Hubungan Masyarakat adalah membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang bagus, dan menangani atau  meluruskan rumor, cerita, serta event yang tidak menguntungkan.
e.    Pemasaran Langsung adalah hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera, maupun untuk membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng.
2.1.5.      Pengertian Peningkatan Volume Penjualan
Sebagaimana telah diketahui pada umumnya perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba dari hasil penjualan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan maka terlebih dahulu diketahui bagaimana menyalurkan barang dengan tepat untuk mencapai laba maksimal. Suatu perusahaan yang menginginkan laba yang maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara, yaitu :
1.  Penjualan yang dilakukan secara langsung kepada konsumen
2.  Penjualan yang dilakukan dengan menggunakan perantara
Volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter  (Rangkuti, 2009 :  207).
Terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang ( Kotler  dan Swastha , 2008 : 404) yaitu :
1.   Mencapai volume penjualan
2.   Mendapatkan laba
3.   Menunjang pertumbuhan perusahaan
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah total  penjualan yang dinilai dengan unit  oleh  perusahaan dalam periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.
2.2.            Penelitian Terdahulu
2.2.1.      Penelitian Groho D. Ananto (2002)
Groho   D   Ananto   (2002)   dalam   penelitiannya   yang   berjudul Pengaruh Marketing Mix Terhadap Volume Penjualan Benih Padi Bersertifikat di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta”. Dari analisis yang dilakukan ternyata ditemukan adanya pengaruh antara marketing mix dengan volume penjualan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R Square yang tinggi yang menandakan bahwa volume penjualan Benih Padi Bersertifikat di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta dapat dijelaskan oleh atribut marketing mix yaitu biaya promosi, biaya distribusi, produk, harga. Sedangkan derajat keterkaitan paling erat atau besar adalah biaya promosi dan biaya distribusi.
2.2.2.     Penelitian Sri Ardani (2007)
Sri Ardani (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap penjualan pada toko cendera mata di objek wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan” dari hasil penilitian Secara individu terdapat tiga variable, yaitu variabel produk, distribusi/tempat, dan promosi yang menyatakan adanya korelasi yang nyata terhadap penjualan. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara simultan variabel bauran pemasaran (produk, harga, distrubusi, promosi) berpengaruh signifikan terhadap penjualan. Berdasarkan analisis langkah bijak didapat tiga variable, yaitu produk, harga, dan promosi mempunyai hubungan yang kuat terhadap penjualan.
2.3.    Hubungan antar Variabel
2.3.1.   Hubungan Kualitas Produk dengan Peningkatan Volume Penjualan
Produk merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan berupa barang atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.Adapun yang dimaksud dengankualitas.
Produk adalah keseluruhan ciri dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Kotler, 2009). Mengenai hal ini, Fiani dan Japarianto (2012) merangkum beberapa indikator yang mempengaruhi kualitas produk bakeri,seperti warna, penampilan, porsi, aroma dan rasa. Sebagaimana hasil penelitian Alex dan Thomas (2012) telah menunjukkan bahwa konsumen cenderung mengetahui secara pasti produk apa yang akan dibeli dan tidak akan membuang waktu untuk memilik produk-produk yang tidak berkualitas.
3.3.1.      Hubungan Lokasi Usaha dengan Peningkatan Volume Penjualan
Lokasi memegang peranan yang penting dalam melakukan usaha. Karena berkaitan dengan  dekatnya  lokasi  usaha  dengan  pusat  keramaian,  mudah  dijangkau  (aksesbilitas), aman, dan tersedianya tempat parkir yang luas, pada umumnya lebih disukai konsumen. Lokasi  yang  strategis  membuat  konsumen  lebih  mudah  dalam  menjangkau  dan  juga keamanan  yang  terjamin.  Sehingga  dengan  demikian,  ada  hubungan antara  lokasi  yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Akhmad,1996).
Berkaitan dengan volume penjualan, lokasi penjualan yang strategis dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga akan meningkatkan volume penjualan  pedagang.  Lokasi  yang mudah  dijangkau,  aman,  dan  dekat dengan pusat keramaian akan lebih dipilih oleh konsumen dalam melakukan pembelian,  hal  ini  sesuai  dengan  pendapat  Nurlela  (2007),  yang  menyatakan bahwa volume penjualan akan lebih besar jika lokasi usaha tempat penjualannya berada pada lokasi yang strategis yaitu mudah dijangkau.
3.3.2.      Hubungan Promosi dengan Peningkatan Volume Penjualan
Promosi merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Sugiyono,2004).
Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen. Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi bisa membuat konsumen  yang semula tidak tertarik terhadap suatu produk bisa berubah fikiran dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong konsumen yang sudah ada agar membeli  produk  lebih  sering lagi  sehingga  akan  terjadi  pembelian ulang dan volume penjualan produk suatu perusahaan akan meningkat.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang dikembangkan, maka model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1.   Hubungan antar Variabel

Promosi (X3)


Peningkatan Volume Penjualan
(Y)
                               
                             Kualitas Produk (X1)                                                  
                                                                                 H4
                                               
                                               
                                    Lokasi (X2)                           H3                                  
                                                
                                                                                 H2
                                      
                                      


                                                                                                                             H1


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1        Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriftif kuantitatif yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap volume penjualan pada Percetakan CV.Jita Mogolaing. Menurut Sugiono (2006), Penelitian diskriftif   dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.
3.2   Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Tempat Usaha Percetakan CV. Jita Kompleks Perempatan Lampu Merah Jl. Amal Kel. Mogolaing, waktu Penelitian selama  1 bulan yaitu sejak tanggal 30 Maret 2016 sampai dengan tanggal 30 April 2016.
3.3.  Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.
1.    Data primer, yaitu data yang di peroleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu konsumen Percetakan Percetakan CV.Jita Mogolaing. Data primer di peroleh dengan wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire).
2.    Data sekunder, yaitu data yang di peroleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini.
3.4.  Populasi dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti  untuk  dipelajari  dan  kemudian  ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2006: 90).
Ukuran  sampel  diambil  dari  populasi  menggunakan  rumus  yang dib             Slovin dikutip Sevilla dan Umar (2005) yaitu :


Keterangan:
n = ukuran sampel
N = jumlah populasi, dalam hal ini 915 orang
e = tingkat presisi (batas ketelitian) yang diinginkan, dalam hal ini 10%.
        Ukuran sampel yang digunakan dihitung sebagai berikut :
         







3.5.  Metode Pengumpulan Data
        Dalam memperoleh data sehubungan dengan penelitian ini maka digunakan metode:
1.      Wawancara, pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pimpinan dan karyawan.
2.      Kuisioner, berisi sejumlah pertanyaan secara tertulis yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti yang diajukan kepada responden.
3.      Kepustakaan, pengumpulan data dari beberapa literature dan karya ilmiah, berbagai buku dan bahan bacaan lainnya yang relevan dengan tujuan penelitian ini.
3.6. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional   yang   diperlukan   untuk   mengukur   variabel   tersebut.   Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:
3.6.1        Kualitas Produk
Kualitas produk adalah persepsi konsumen mengenai kualitas produk. Kualitas Produk (X1) Indikator-indikator kualitas antara lain :
1.      Bahan Baku yang berkualitas  antara lain dalam penggunan kertas
2.      Penggunaan mesin-mesin produksi yang modern.
3.      Kualitas tinta yang digunakan berkualitas dibuktikan dengan hasil cetakan tajam dan awet.
3.6.2.      Lokasi
Tempat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat  produknya  mudah  diperoleh  dan  tersedia untuk  konsumen sasaran. Penampilan tempat adalah suasana (atmosphere), yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak fisik dan dekorasi. Lokasi (X2) dengan Indikator :
1.      Lokasi Percetakan Mudah dijangkau
2.      Lokasi Percetakan Strategis
3.      Suansana Tempat Nyaman Untuk Melakukan Transaksi
4.      Tata Letak Ruangan Memberikan Kemudahan Pada Pola Lalu Lintas Konsumen
3.6.3.      Promosi
Promosi dipakai untuk memberitahu dan mempengaruhi pasar bagi produk perusahaan. Promosi (X3) dengan indicator-indikator sebagai berikut :
1.      Percetakan Jita Sering Melakukan Promosi
2.      Promosi Penjualan Yang Di Lakukan Beraneka Ragam
3.      Promosi Yang DiLakukan Menarik Minat Untuk Menggunakan Percetakan Jita
4.      Selalu  Selektif Melakukan Promosi
3.7.      Pengukuran Variabel
Penelitian yang dilakukan nantinya akan menggunakan alat bantu berupa kuesioner, yang mana jawaban-jawaban responden tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Skala Likert 1-5 dengan keterangan sebagai  berikut :

1.   Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
2.   Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
3.   Skor 3 untuk jawaban Netral (N)
4.   Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
5.   Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)

3.8.      Metode Analisa
Metode analisa menggunakan Analisis kuantitatif adalah metode analisa data yang memerlukan perhitungan statistic dan matematis. Pada  penelitian  ini  akan  dilakukan  beberapa  uji  asumsi  klasik  yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan koefisien determina
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis digunakan program SPSS. Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
3.8.1.      Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner tersebut valid atau tidak. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Apabila seluruh instrument yang diujikan sesuai, maka instrument tersebut dikatakan valid (Ferdinand ,2006). Kriteria penilaian uji validitas adalah :
1.      Apabila r hitung > r tabel, maka kuesioner tersebut valid
2.      Apabila r hitung <   r tabeL, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara skor masing- masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelatuon Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi ( P Value ) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan.
3.8.2.      Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioner. Kuesioner yang reliable adalah kuesioner yang apabila dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji reliabilitas penelitian ini menggunakan program SPSS. Kuesioner dikatakan reliable apabila hasil uji statistik Alpha α > 0, 60 (Ghozali,2006).
3.8.3.      Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas  Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya  heteroskedastisitas  adalah  melihat  grafik  plot  antara  nilai  prediksi variabel tidak bebas (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scarplot antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah studentized (Ghozali,2006).
3.8.4.      Uji Multikolinearitas
Uji  Multikolinieritas  dilakukan  untuk  melakukan  pengujian  terhadap model regresi, apakah model regresi tersebut memiliki hubungan antara variabel independen, Jika terjadi korelasi diantara variabel independen, maka terdapat problem multikolinieritas. Untuk    mendeteksi    ada    atau    tidaknya multikolinieritas pada model regresi adalah sebagai berikut :
a.          Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, namun antar variabel independent dan dependent tidak memiliki pengaruh.
b.         Jika antar variabel independent ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c.          Multikolinieritas juga dapat dideteksi dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation faktor (VIP). Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance < 0,10 sama dengan niali VIP > 10 (Ghozali,2006).
3.8.5.      Uji Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu ( 0< R 2<1). Nilai R2  yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independent memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk variasi variabel dependent (Ghozali, 2006).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar