BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata Percetakan berasal dari kata “Cetak” atau Cap, terutama yang
dipakai untuk membuat buku dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia), secara garis besar Percetakan adalah
keterampilan
atau seni menghasilkan
salinan dari sebuah gambar dengan sangat cepat,
seperti kata-kata atau gambar-gambar
di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya,
milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku, kalender, buletin, majalah, surat kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan
bahan kain. Ini karena hasil
percetakan dapat dengan cepat mengomunikasikan pemikiran dan informasi ke
jutaan orang. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.
Perkembangan ilmu
dan
teknologi semakin cepat kemajuannya, sehingga pada saat ini
industri
percetakan sudah
semakin
komplit
dan
modern. Perusahaan percetakan di Indonesia berkembang dengan pesat, baik
dalam skala besar, menengah maupun skala kecil. Perkembangan ini juga terjadi di Kota Kotamobagu, di mana terdapat
berbagai perusahaan percetakan dalam jumlah yang cukup banyak. Perkembangan jumlah perusahaan percetakan tersebut mengakibatkan semakin
tingginya persaingan
usaha di bidang tersebut.
Percetakan “CV. Jita” merupakan salah satu perusahaan percetakan yang telah beroperasi di Kota
Kotamobagu tepatnya di Kelurahan Mogolaing sejak tahun 2011. Perusahaan ini terletak di jalan Amal
kompleks perempatan lampu merah.
Banyak usaha sejenis ini juga beroperasi di sekitar perusahaan ini, yaitu beberapa percetakan yang sejenis, rental internet, minimarket, dan toko-toko lainnya. CV.
Jita hanya melakukan kegiatan
produksi
seperti
sablon, penjilidan sederhana dan ketik manual pada awalnya, tetapi seiring dengan
berjalannya waktu, maka permintaan pelanggan
semakin komplit sehingga
perusahaan ini
pun
meningkatkan layanannya dan berupaya mengikuti tren teknologi
percetakan dengan cetak offset,
laminating, alat untuk menjilid ring, jilid
lux, komputer, print warna dan mesin scanner serta kelengkapan percetakan lainnya.
Adapun kendala yang dihadapi
oleh CV. Jita
berkenaan
dengan lokasi adalah perusahaan ini tidak memiliki tempat parkir karena letaknya
di pinggir
jalan yang ramai
dilalui
oleh
kendaraan. Sehingga
konsumen kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya ketika hendak mengunjungi perusahaan ini.
Kendala lain yang dihadapi oleh CV. Jita dalam hal produk adalah
sulitnya perusahaan untuk melakukan inovasi dan pengembangan produk. Teknologi yang sangat cepat berkembang mengakibatkan perusahaan sangat sulit mengikuti tren terbaru dalam percetakan untuk pembaruan mesin-mesin yang dapat menghasilkan
produk-produk yang lebih inovatif. Kendala ini disebabkan karena sangat tingginya harga mesin-mesin modern untuk
kelengkapan percetakan serta
sulitnya menemukan operator handal yang memiliki komitmen dan
loyal
untuk menjalankan mesin-mesin
modern tersebut.
CV. Jita Mogolaing sebagai salah satu dari banyak percetakan di Kota Kotamobagu yang harus menghadapi dinamika persaingan yang ketat dengan percetakan lainnya. Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka semakin penting peranan lokasi,
produk dan pelayanan
pada pelanggan
dalam
memasarkan barang
atau jasa yang diperdagangkan. Lokasi yang strategis
akan
menarik minat konsumen
untuk melakukan pembelian. Sedangkan menjaga kualitas produk dan
pelayanan pada pelanggan merupakan bagian dari
pemasaran sebagai alat untuk membangun loyalitas konsumen dan turut menentukan suksesnya suatu perusahaan agar dapat bertahan,
bersaing serta menguasai pasar.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Kualitas Produk berpengaruh
terhadap Volume Penjualan ?
2. Apakah Lokasi berpengaruh terhadap
Volume Penjualan ?
3. Apakah promosi
berpengaruh terhadap penjualan?
1.3.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh
Kualiatas Produk terhadapa Volume Penjualan.
2. Untuk
mengetahui pengaruh lokasi terhadap volume penjualan.
3. Untuk mengetahui
pengaruh promosi terhadap volume penjualan.
1.4.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan
masukan
dan evaluasi
bagi pihak manajemen
CV. Jita Mogolaing, untuk mengetahui
pengaruh lokasi,
produk, Pelayanan dan Promosi pada pelanggan dalam meningkatkan volume penjualan pada percetakan CV. Jita,
yang pada akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan.
2. Sebagai suatu kesempatan bagi
peneliti untuk menambah pengetahuan dan wawasan
di bidang ilmu manajemen pemasaran,
khususnya
dalam
bidang
bisnis percetakan.
3. Sebagai referensi dan perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Pengertian Manajemen
Perusahaan merupakan suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sarna untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Agar tujuan
tersebut terc
ap ai, maka
diperlukan suatu alat yang dapat mengkoordinasikan perilaku dan tujuan tersebut. Alat
untuk mengatumya adalah manajemen, (Hasibuan, 2002:5).
Manajemen adalah
proses
kegiatan
yang terdiri dari
fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
telah
ditetapkan sebelumnya melalui
organisasi. Manajemen merupakan alat
untuk mencapai tujuan yang diinginkan manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, pegawai dan masyarakat.
Manajemen merupakan
ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua sumber daya
yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan eflsien.
(Sudanno,1997:9)
Manajemen adalah
ilmu dan
seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai tujuan
tertentu, (Hasibuan, 2002:1).
Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri atas fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengendalian kegiatan Sumber Daya Manusia dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara eflsien, (Panggabean, 2003:13).
2.1.2.
Pengertian Kualitas Produk
Kualitas adalah keseluruhan ciri
serta sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau
yang
tersirat
(Kotler dalam Arief,
2007:117).
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Armstrong, 2004).
Produk dibagi menjadi dua bagian yaitu : produk konsumen dan produk industri. Produk konsumen adalah produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi.
Biasanya pemasar mengklasifikasikannya
menurut cara beli konsumen.
Produk konsumen meliputi : produk sehari-hari (convenience
product), produk shopping (shopping products), produk spesial
(specialty product) dan produk yang tidak
dicari (unsought
product),
(Kotler
dan Armstrong, 2001:349).
Kualitas produk adalah kemampuan suatu
produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan
operasi dan perbaikan,
serta atribut bernilai lainnya (Kotler dan Armstrong, 2001:354).
Produk tidak hanya meliputi fisiknya saja tetapi juga kemasan, garansi, pelayanan purna jual, merek, nama baik perusahaan, dan nilai kepuasan (Lamb et al., 2001).
2.1.3.
Pengertian Lokasi
Lokasi adalah tempat di mana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan (Swastha : 2002).
Lokasi yaitu lokasi berkenaan dengan keputusan
perusahaan
mengenai di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Payne
: 2001).
Menurut bahwa Faktor lokasi/distribusi yang terdapat dalam
pemasaran jasa terdiri dari: Jenis saluran, perantara, lokasi outlet,
transportasi, penyimpanan dan mengelola saluran (Zeithaml dan Bitner dalam Yazid :2005).
Selain lokasi dan produk, layanan pada pelanggan (customer service) juga merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan untuk menunjang kesuksesan suatu
perusahaan. Payne (2001) menyatakan Layanan pada
pelanggan seringkali dilihat sebagai bagian
dari unsur bauran
pemasaran
tempat (place)
dan
dikaitkan dengan komponen distribusi dan logistik dari unsur tersebut
(Payne : 2001) .
2.1.4. Pengertian Promosi
Promosi mengambil
peranan penting dalam
meningkatkan vulome penjualan karena penjualan
berhubungan dengan kelangsungan
perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dalam mencapai
tujuan tersebut harus lebih mementingkan
kebutuhan dan keinginan
konsumen
yang berarti perusahaan membuat
apa yang dapat
dijual, bukan
menjual apa yang
dibuat. Apa
lagi dalam kegiatan
promosi dan penjualan
mengalami berbagai hambatan, berarti perusahaan mengalami kesulitan pemasaran yang
dihasilkan sehingga akan menurunkan volume penjualan.
Promosi merupakan salah satu
cakupan bauran pemasaran yang penting dalam memasarkan barang atau jasa yang
dihasilkan perusahaan dan juga sebagai suatu cara memberikan informasi kepada
masyarakat tentang barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Promosi adalah
suatu bentuk komunikasi pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk dan atau mengingatkan pasar
sasaran atas perusahaan dan produknya agar konsumen bersedia menerima, membeli,
dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan (Tjiptono, 2002).
Bentuk-Bentuk promosi (Kotler dan
Amstrong :2004) adalah sebagai berikut:
a. Pemasangan iklan adalah setiap bentuk
presentasi dan promosi yang memerlukan biaya tentang gagasan , barang atau jasa
oleh sponsor yang jelas.
b. Penjualan Personal adalah Presentasi
personal oleh tenaga penjual sebuah perusahaan dengan tujuan menghasilkan
trensaksi penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
c. Promosi Penjualan adalah
insentif-insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan produk atau jasa.
d. Hubungan Masyarakat adalah membangun
hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan sejumlah cara supaya
memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang
bagus, dan menangani atau meluruskan
rumor, cerita, serta event yang tidak
menguntungkan.
e. Pemasaran Langsung adalah
hubungan-hubungan langsung dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara
seksama dengan tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera, maupun untuk
membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng.
2.1.5.
Pengertian Peningkatan Volume Penjualan
Sebagaimana telah diketahui pada umumnya perusahaan
bertujuan untuk
memaksimalkan laba dari hasil penjualan. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan
yang diinginkan dari suatu perusahaan
maka terlebih dahulu diketahui bagaimana
menyalurkan barang dengan tepat untuk mencapai laba maksimal.
Suatu perusahaan yang menginginkan laba yang maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara,
yaitu :
1. Penjualan yang dilakukan secara langsung kepada konsumen
2. Penjualan yang dilakukan dengan menggunakan perantara
Volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara
kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan
naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan
dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter (Rangkuti, 2009
: 207).
Terdapat beberapa indikator dari volume penjualan yang ( Kotler
dan Swastha , 2008 : 404) yaitu :
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah total penjualan yang dinilai dengan unit oleh
perusahaan dalam periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang
pertumbuhan
perusahaan.
2.2.
Penelitian Terdahulu
2.2.1.
Penelitian Groho D. Ananto (2002)
Groho D
Ananto (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Volume
Penjualan Benih Padi Bersertifikat di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta”. Dari analisis yang dilakukan ternyata ditemukan adanya pengaruh antara marketing mix
dengan volume penjualan. Hal ini dapat dilihat dari nilai R Square yang tinggi yang
menandakan bahwa volume penjualan Benih Padi Bersertifikat di PT Pertani (Persero) Cabang Surakarta dapat dijelaskan oleh atribut marketing mix yaitu biaya
promosi, biaya distribusi, produk,
harga. Sedangkan derajat keterkaitan paling erat atau besar adalah biaya promosi
dan biaya distribusi.
2.2.2.
Penelitian Sri Ardani (2007)
Sri Ardani (2007) dalam penelitiannya yang
berjudul “Pengaruh strategi bauran pemasaran terhadap penjualan pada toko cendera
mata di objek wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan” dari hasil penilitian Secara individu terdapat tiga
variable, yaitu variabel produk, distribusi/tempat,
dan
promosi yang
menyatakan adanya korelasi yang nyata terhadap
penjualan. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara
simultan variabel bauran pemasaran
(produk, harga, distrubusi,
promosi) berpengaruh signifikan terhadap penjualan. Berdasarkan analisis langkah bijak didapat tiga variable, yaitu produk, harga, dan promosi mempunyai hubungan yang kuat terhadap penjualan.
2.3.
Hubungan antar Variabel
2.3.1.
Hubungan Kualitas Produk dengan
Peningkatan Volume Penjualan
Produk merupakan sesuatu yang bisa ditawarkan berupa barang atau jasa yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen.Adapun yang dimaksud dengankualitas.
Produk adalah keseluruhan ciri dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Kotler,
2009). Mengenai hal ini, Fiani dan Japarianto (2012) merangkum beberapa indikator yang
mempengaruhi kualitas produk bakeri,seperti warna, penampilan,
porsi, aroma dan rasa. Sebagaimana
hasil penelitian Alex dan Thomas
(2012) telah menunjukkan bahwa konsumen cenderung mengetahui secara pasti produk apa yang akan dibeli dan tidak akan membuang
waktu untuk memilik produk-produk yang
tidak
berkualitas.
3.3.1.
Hubungan Lokasi Usaha dengan
Peningkatan Volume Penjualan
Lokasi memegang peranan yang penting dalam melakukan usaha. Karena berkaitan dengan dekatnya
lokasi usaha
dengan pusat
keramaian,
mudah
dijangkau (aksesbilitas),
aman, dan
tersedianya tempat parkir yang luas, pada umumnya lebih disukai
konsumen. Lokasi yang strategis
membuat
konsumen lebih
mudah
dalam menjangkau
dan
juga
keamanan yang
terjamin. Sehingga
dengan demikian,
ada hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk (Akhmad,1996).
Berkaitan dengan volume penjualan, lokasi penjualan yang
strategis dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sehingga
akan meningkatkan volume
penjualan pedagang.
Lokasi
yang mudah dijangkau,
aman, dan dekat dengan pusat keramaian akan lebih
dipilih oleh konsumen dalam melakukan pembelian,
hal ini sesuai dengan pendapat Nurlela
(2007),
yang menyatakan bahwa
volume penjualan akan lebih besar
jika lokasi usaha tempat penjualannya
berada pada lokasi yang
strategis yaitu mudah dijangkau.
3.3.2.
Hubungan Promosi dengan Peningkatan
Volume Penjualan
Promosi merupakan faktor penting
dalam mewujudkan
tujuan penjualan
suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih
dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan
tetapi mereka tidak akan
melakukan hal
tersebut jika kurang yakin terhadap
barang
itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah,
karena
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Sugiyono,2004).
Dengan
promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan
produk kepada
konsumen. Keunggulan-keunggulan dari
produk dapat diketahui oleh
konsumen dan bisa membuat konsumen tertarik untuk mencoba
dan kemudian akan mengambil keputusan untuk membeli suatu
produk tersebut. Jadi
promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran karena
dengan promosi bisa membuat
konsumen yang semula tidak tertarik terhadap
suatu produk bisa berubah fikiran
dan menjadi tertarik pada produk tersebut.
Perusahaan
menggunakan promosi untuk memicu
transaksi, sehingga
konsumen mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan
untuk secara agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang
permintaan akan
suatu produk.
Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau mencoba produk tersebut dan mendorong
konsumen yang sudah ada agar membeli produk lebih sering lagi sehingga akan
terjadi pembelian ulang
dan volume penjualan
produk suatu perusahaan akan meningkat.
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berpikir yang dikembangkan, maka model penelitian
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Hubungan antar Variabel
Promosi (X3)
|
Peningkatan Volume Penjualan
(Y)
|
Kualitas Produk (X1)
H4
Lokasi (X2) H3
H2
H1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian adalah penelitian
deskriftif kuantitatif yaitu
untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh
bauran pemasaran terhadap volume
penjualan pada Percetakan
CV.Jita Mogolaing. Menurut Sugiono (2006), Penelitian diskriftif
dilakukan untuk mengetahui
nilai
variabel independen, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel yang lain.
3.2 Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilakukan pada Tempat Usaha Percetakan CV. Jita Kompleks Perempatan Lampu
Merah Jl. Amal Kel. Mogolaing, waktu Penelitian selama 1 bulan yaitu sejak tanggal 30 Maret 2016
sampai dengan tanggal 30 April 2016.
3.3. Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer, yaitu data yang di peroleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu konsumen Percetakan Percetakan
CV.Jita Mogolaing. Data primer di peroleh dengan wawancara (interview)
dan memberikan daftar pertanyaan
(questionnaire).
2. Data sekunder, yaitu data yang
di peroleh melalui studi dokumentasi, baik dari buku, jurnal, majalah dan situs internet yang
dapat mendukung penelitian ini.
3.4. Populasi
dan Teknik Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas
objek/subjek yang
mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk
dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah
dan
karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2006: 90).
Ukuran
sampel diambil dari populasi menggunakan rumus yang
dib Slovin dikutip Sevilla dan
Umar (2005) yaitu
:
Keterangan:
n =
ukuran sampel
N =
jumlah populasi, dalam hal
ini 915 orang
e = tingkat presisi
(batas ketelitian) yang diinginkan, dalam hal
ini 10%.
Ukuran sampel yang digunakan dihitung
sebagai berikut :
3.5. Metode Pengumpulan
Data
Dalam memperoleh data sehubungan dengan
penelitian ini maka digunakan metode:
1. Wawancara, pengumpulan data dengan
melakukan Tanya jawab secara langsung dengan pimpinan dan karyawan.
2. Kuisioner, berisi sejumlah pertanyaan
secara tertulis yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti
yang diajukan kepada responden.
3. Kepustakaan, pengumpulan data dari
beberapa literature dan karya ilmiah, berbagai buku dan bahan bacaan lainnya
yang relevan dengan tujuan penelitian ini.
3.6. Definisi Operasional
Definisi
operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberi
arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan
suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur
variabel tersebut.
Pengertian operasional variabel
ini kemudian diuraikan menjadi
indikator empiris yang meliputi:
3.6.1
Kualitas Produk
Kualitas produk adalah persepsi konsumen
mengenai kualitas produk. Kualitas Produk (X1) Indikator-indikator
kualitas antara lain :
1. Bahan Baku yang berkualitas antara lain dalam
penggunan kertas
2. Penggunaan
mesin-mesin produksi yang modern.
3.
Kualitas tinta yang
digunakan berkualitas dibuktikan dengan hasil
cetakan tajam
dan awet.
3.6.2.
Lokasi
Tempat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
membuat produknya mudah
diperoleh
dan tersedia untuk konsumen
sasaran. Penampilan tempat adalah suasana
(atmosphere), yaitu kesan
keseluruhan yang
disampaikan oleh tata letak fisik dan dekorasi.
Lokasi (X2) dengan Indikator :
1. Lokasi Percetakan Mudah dijangkau
2. Lokasi Percetakan Strategis
3. Suansana Tempat
Nyaman Untuk Melakukan Transaksi
4. Tata
Letak Ruangan Memberikan Kemudahan Pada Pola
Lalu Lintas Konsumen
3.6.3.
Promosi
Promosi dipakai untuk
memberitahu
dan
mempengaruhi pasar bagi
produk perusahaan. Promosi (X3) dengan indicator-indikator
sebagai berikut :
1. Percetakan Jita Sering Melakukan Promosi
2. Promosi
Penjualan Yang
Di Lakukan Beraneka Ragam
3. Promosi
Yang DiLakukan Menarik Minat Untuk Menggunakan Percetakan Jita
4. Selalu Selektif
Melakukan Promosi
3.7.
Pengukuran Variabel
Penelitian yang dilakukan
nantinya akan menggunakan alat bantu berupa kuesioner, yang mana jawaban-jawaban
responden tersebut akan diukur dengan menggunakan skala Likert.
Dengan skala Likert, maka
variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel.
Skala Likert 1-5 dengan keterangan sebagai berikut :
1.
Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
2.
Skor 4 untuk jawaban Setuju (S)
3.
Skor 3 untuk jawaban Netral (N)
4.
Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS)
5.
Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
3.8.
Metode Analisa
Metode
analisa menggunakan Analisis kuantitatif adalah metode analisa data yang
memerlukan perhitungan statistic
dan
matematis. Pada penelitian
ini
akan
dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang meliputi
uji validitas, uji reliabilitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan koefisien determina
Untuk mempermudah dalam melakukan analisis digunakan program SPSS.
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut
:
3.8.1.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
menguji apakah kuesioner
tersebut valid atau
tidak. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya. Apabila
seluruh instrument yang diujikan sesuai, maka
instrument tersebut dikatakan valid (Ferdinand ,2006).
Kriteria penilaian uji validitas adalah
:
1. Apabila r hitung
> r tabel, maka kuesioner
tersebut valid
2. Apabila r hitung < r tabeL, maka dapat dikatakan item kuesioner
tidak valid
Uji validitas dapat dilakukan dengan melihat korelasi antara
skor masing- masing item dalam kuesioner
dengan total skor yang
ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelatuon Pearson dalam SPSS. Jika nilai signifikansi ( P Value ) > 0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan.
3.8.2.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kehandalan kuesioner. Kuesioner yang
reliable
adalah kuesioner
yang apabila
dicoba secara berulang-ulang kepada kelompok
yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. Uji reliabilitas penelitian ini
menggunakan
program SPSS. Kuesioner
dikatakan reliable apabila hasil uji statistik Alpha α > 0, 60 (Ghozali,2006).
3.8.3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika variance dari residual
satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas
atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah melihat grafik
plot antara nilai prediksi variabel tidak bebas (ZPRED)
dengan residualnya (SRESID).
Deteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat
ada atau tidaknya pola
tertentu pada
grafik scarplot
antar SRESID dan ZPRED
dimana
sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi dan sumbu X adalah
residualnya (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah
studentized (Ghozali,2006).
3.8.4.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas dilakukan
untuk melakukan
pengujian terhadap
model regresi, apakah model regresi
tersebut memiliki hubungan antara variabel
independen, Jika terjadi korelasi diantara
variabel independen, maka terdapat problem multikolinieritas. Untuk
mendeteksi
ada atau
tidaknya
multikolinieritas
pada model regresi
adalah sebagai
berikut :
a.
Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, namun antar variabel independent dan dependent tidak
memiliki pengaruh.
b.
Jika antar variabel independent ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c.
Multikolinieritas juga dapat dideteksi dari nilai tolerance dan lawannya serta variance inflation faktor (VIP). Nilai cutoff yang
umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah
nilai
tolerance < 0,10
sama dengan
niali VIP > 10 (Ghozali,2006).
3.8.5.
Uji Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependent.
Nilai koefisien determinasi adalah antar nol sampai satu ( 0< R 2<1). Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel –
variabel independent dalam
menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel- variabel independent memberikan hamper
semua
informasi yang dibutuhkan untuk variasi
variabel dependent (Ghozali,
2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar